Monday, November 24, 2025

Mereka dari Singapura Datang Menjelajah Kampung Girsang

  

Simalungun, NINNA.ID— Aku Damayanti. Setiap kali aku mengantar tamu menjelajahi Parapat dan Kampung Girsang, aku selalu merasa sedang memperkenalkan bagian paling berharga dari hidupku—sebuah rumah besar bernama Danau Toba. Di sinilah aku tumbuh, belajar tentang kearifan nenek moyang, dan jatuh cinta pada dunia pariwisata.

Hari itu, aku kedatangan tamu istimewa dari Singapura—Rabiatul dan keluarganya. Senyum mereka begitu cerah saat aku menyambut kedatangan mereka di Hotel Grand Tamaro Parapat, tempat mereka menginap selama liburan.

Mereka sudah lama mendengar tentang keindahan Danau Toba, tetapi aku tahu yang mereka dapatkan nanti jauh lebih dari sekadar indah.

Aku membawa mereka menyusuri jalan menanjak menuju Kampung Girsang. Aku mengajak mereka untuk mengeksplor Bukit Simumbang.

Aku menunjukkan ke mereka berbagai aneka tanaman yang ada di sini. Mereka merasakan sejuknya udara pegunungan yang menari bersama aroma kopi, cengkeh dan rempah-rempah yang tumbuh subur di sepanjang jalan.

[caption id="attachment_37074" align="alignnone" width="2048"]DI SIMUMBANG Saat mereka memandang Danau Toba dari ketinggian Bukit Simumbang.[/caption]

Dari puncaknya, terbentang panorama Danau Toba yang memesona — sebuah panggung megah di mana keagungan alam dan kehangatan budaya bersatu.

[caption id="attachment_37075" align="alignnone" width="1536"]menuju Simumbang 

Aku saat menjelaskan tentang berbagai jenis tanaman di Bukit Simumbang (foto: Damayanti)[/caption]

Tak hanya pemandangan yang memanjakan mata, hutan lebat di sekitarnya juga menjadi paru-paru kampung ini.

Setelah mengeksplorasi Simumbang, aku pun mengajak mereka eksplorasi Huta Sidasuhut. Di sana berdiri Rumah Adat Batak yang kokoh dan penuh cerita.

[caption id="attachment_37073" align="alignnone" width="1536"]DI HUTA SIDASUHUT RUMAH BATAK1 

Dari Singapura ke Kampung Girsang — kini mereka bukan lagi wisatawan, tapi bagian dari kisah Rumah Batak Sidasuhut.[/caption]

Di depan rumah itu, aku bercerita tentang setiap ukiran yang menyimpan pesan leluhur:

  • tentang kekuatan keluarga
  • serta hubungan manusia dengan alam yang tak pernah terputus

Rabiatul dan orang tuanya mendengarkan dengan penuh keingintahuan. Mata mereka menyiratkan kekaguman—seolah mereka baru saja menemukan sejarah yang selama ini tersembunyi.

Mereka menyentuh dinding-dinding kayu yang tua tapi kokoh, mengabadikan momen, dan bertanya tentang makna setiap detail budaya yang mereka lihat.

Aku juga menampilkan penampilan tor-tor sederhana kepada mereka. Para penari awalnya malu-malu saat menari di hadapan mereka.

Namun, dalam kesempatan ngobrol praktek berbahasa Inggris, anak-anak di Kampung Girsang merasa dekat dengan keluarga ini. Anak-anak ini bahkan meminta nomor dan sosial medi Rabiatul.

Di momen itu, aku melihat perubahan kecil namun berharga: mereka tidak lagi hanya wisatawan. Mereka sudah menjadi bagian dari cerita.

Mengayuh Kayak

Kami turun kembali menuju Danau Toba Cottage dimana mereka bisa menikmati watersport dengan mengayuh Kayak. Rabiatul dan Ibunya sangat menikmati mengayuh Kayak. Mereka juga memintaku untuk menyimpan momen mereka dengan hp mereka sendiri.

[caption id="attachment_37076" align="alignnone" width="1536"]MAIN KAYAK DI DTIC 

Mengayuh air Danau Toba adalah cara terbaik untuk merasakan detak jantung alam.[/caption]

Setelah menikmati watersport, aku juga mengajak mereka mampir untuk mengambil foto di Pantai Bebas Parapat.

[caption id="attachment_37078" align="alignnone" width="1536"]DI PANTAI BEBAS PARAPAT 

Rabiatul dan Ibunya berpose di Pantai Bebas Parapat. (foto: Damayanti)[/caption]

Saat perjalanan usai, Rabiatul menghampiriku dan berkata pelan,

“Kami tidak hanya mendapat liburan. tapi pengalaman hidup yang tidak akan kami lupakan.”

Aku terdiam sesaat—ada rasa haru menyelinap padaku. Aku tersenyum.

Karena hari itu, aku kembali merasakan alasan terbesar kenapa aku memilih menjadi pemandu wisata:

Pariwisata bukan hanya tentang destinasi.
Ia adalah pertemuan manusia dengan manusia.
Perjumpaan hati dengan tanah yang dipijak.

Selama kakiku masih mampu melangkah,
aku akan terus mengajak setiap tamu menyusuri Girsang dan Parapat, agar mereka mengerti bahwa Danau Toba bukan sekadar tempat wisata. Tapi rumah bagi sejarah, budaya, dan cinta yang tak pernah padam.

Dan aku bangga menjadi bagian dari cerita itu.

Penulis/Editor: Damayanti

No comments:

Post a Comment

Explore Lake Toba with Damayanti: Your Ultimate Tour Guide to an Unforgettable Journey

  Are you ready for an extraordinary adventure at Lake Toba, the largest volcanic lake in the world? Meet  Damayanti , a seasoned and passio...