Easy Go to LakeToba is a business that offers what guests need
during their visit and stay in Lake Toba. We offer taxis, drivers, service as
tour guides, hotels, homestays, souvenirs, and all you need in Lake Toba.
We work as a team. We have many freelance workers to support
one another. Making Easy Go to LakeToba is a business ecosystem in Lake Toba.
Mostly we are Batak Youths who have a passion for Lake Toba Tourism.
We offer the best services in Lake Toba North Sumatra. We
support Sustainable Tourism. We aim to make you have a great and wonderful
visit and stay with us.
We are committed to being always known for our good customer
service and professional approach.
My name is Damayanti Sinaga. Known as Butet. Butet is usually a female baby name in Batak. I am not a baby anymore. But because many non-Batak people call my name Butet, I get used to hearing my name as Butet.
I live in Kampung Ulos Hutaraja Pardamean, Samosir Island. This village is close to beautiful Lake Toba, a large volcanic lake nestled in the highlands of North Sumatra.
One of my biggest reasons for becoming a guide, I want to have more friends from abroad. I also want to promote Lake Toba. I am proud of it. I think working as a guide can support Lake Toba Tourism, sustainable tourism, and many other things.
I love reading books, doing research, learning, teaching, and traveling. During my free time, I love to teach kids. That is one of my fun hobbies. I also love to learn new languages and to have friends from other countries.
In the past, I had experience as an editor staff in Analisa Newspaper, one of the biggest newspapers in North Sumatra. With these experiences, I am convinced that I can guide tourists very well.
With Hollands Tourist when they visited Kampung Ulos Hutaraja
-Berkano. Homestay SiRulo memiliki beberapa kano.
Jadi, seluruh tamu bisa bersantai sambil bermain kano di Danau Toba (tidak
termasuk dalam paket). Tamu dapat memilih. Tarif sewa Kano per jam Rp 50.000
-Barbekyu. Para tamu juga punya pilihan apakah ingin
memesan paket panggangan. Homestay SiRulo bersedia menyediakan ikan segar,
daging, dan segala fasilitas untuk Barbekyu (tidak termasuk dalam paket). Harga
paket Barbekyu Rp 75.000/orang
-Tamu berbagi kamar. 1 kamar untuk 2 orang.
Homestay Jabu SiRulo
Hari Kedua
Sarapan pagi dari Homestay Jabu SiRulo
Tamu dapat memilih 2 tempat untuk
dikunjungi yaitu tempat wisata budaya atau alam
Rekomendasi
Kampung Ulos Hutaraja untuk melihat
wanita Batak menenun.
Kampung Ulos Hutaraja, merupakan salah
satu situs Warisan Dunia yang wajib Anda kunjungi, apalagi jika Anda
berkunjung ke Pulau Samosir. Geopark Danau Toba dimasukkan dalam Daftar
Warisan Dunia.
Salah satu alasan UNESCO memasukkan
Geopark Danau Toba adalah kita masih bisa melihat kekayaan budayanya.
Kampung Ulos Hutaraja merupakan salah
satu kampung yang terkenal di Pulau Samosir.
Kampung dalam bahasa Indonesia berarti
desa. Ulos adalah kain tradisional Batak. Desa ini terkenal sebagai pusat
pembuatan Ulos Batak Toba dan Karo.
Sarapan
pagi dari Homestay Jabu SiRulo
Tamu dapat memilih 2 tempat untuk
dikunjungi yaitu tempat wisata budaya atau alam
Bukit
Holbung
Bukit Holbung terkenal dengan
bukit-bukitnya yang seolah membentang tak berujung.
Bukit-bukit ini diselimuti Danau biru,
menciptakan pemandangan yang damai dan indah yang sempurna bagi mereka yang
mencari ketenangan.
Pemandangan panorama dari puncak bukit
sungguh menakjubkan, menjadikannya tempat ideal bagi para fotografer dan
pecinta alam.
Bagi pendaki gunung atau sekadar mencari
tempat peristirahatan yang damai, perbukitan Bukit Holbung yang hijau pasti
akan memikat hati Anda.
Makan
siang tidak termasuk dalam paket: Semua tamu bertanggung jawab membayar
pesanannya.
Tur akan selesai sekitar jam 5 sore.
Semua tamu harus kembali menginap di Homestay Jabu SiRulo. 1 kamar untuk 2
orang.
Tur bersama
Damayanti Sinaga
Hari Ketiga
Sarapan
pagi dari Homestay Jabu SiRulo
Tamu dapat memilih 2 tempat untuk dikunjungi
yaitu tempat wisata budaya atau alam
Rekomendasi
Bukit
Sipira Nagugun
Samosir punya banyak spot foto keren.
Hampir setiap jengkal Samosir menjadi tempat yang bagus untuk mengambil foto.
Kini telah muncul spot foto baru yang bisa membuat Anda benar-benar
terkagum-kagum dengan Sang Pencipta.
Bagaimana bisa? Di Dolok Sipira Nagugun
Anda bisa melihat Danau Toba secara luas. Bayangkan Anda berada di puncak
amfiteater.
Dari Bukit Sipira kita berhadapan
langsung dengan Desa Sigapiton dan Desa Sirungkungon di Kabupaten Toba.
Pasar
Tradisional Tomok
Tomok adalah tujuan populer bagi
wisatawan. Kota ini memiliki situs bersejarah, termasuk makam Raja Sidabutar
dan Museum Batak.
Museum ini menyimpan koleksi artefak,
pakaian tradisional, dan peninggalan dari masa lalu Batak, memberi Anda
wawasan lebih dalam tentang warisan mereka.
Makan siang tidak termasuk: Semua tamu
bertanggung jawab membayar pesanannya
Pukul 14.00 tur akan selesai dan para
tamu dapat berangkat menuju Pelabuhan.
Sopir kami akan membawa semua tamu untuk
menuju Pelabuhan baik di Pelabuhan Tomok atau Pelabuhan Simanindo.
Danau Toba sangat luas. Terdiri dari 8 kabupaten. Jika kamu hanya punya libur dua hari rasanya tak cukup untuk eksplorasi banyak hal di Danau Toba. Jika kamu berjiwa petualang maka Samosir yang terbaik untuk kamu jelajahi eksotisme Danau Toba.
Tujuh kabupaten lainnya juga menawarkan hal yang sama. Hanya, jika kamu ingin dapat pengalaman banyak dalam waktu singkat maka Samosir pilihan terbaik buatmu.
Ini bukan sekadar promosi Samosir belaka. Sejumlah teman dan tamuku juga menyatakan hal serupa.
Mereka mengatakan Samosir destinasi super lengkap. Beberapa di antaranya pengakuan dua wanita yang bekerja di sebuah organisasi kemanusiaan di Jakarta.
Di awal mereka sudah rencanakan liburan 3 hari 2 malam di Parapat. Akan tetapi, setelah mereka tiba di Parapat mereka berubah pikiran. Bisa jadi karena mereka ingin melihat seperti apa Samosir itu.
Berpose dengan latar pemandangan Danau Toba bagian Ajibata[/caption]
Sekalipun sudah terlanjur membayar lunas kamar untuk dua malam, mereka berdua memutuskan untuk eksplor Samosir 2 hari 1 malam.
[caption id="attachment_30359" align="alignnone" width="571"] Panatapan Sinapuran Simanindo yang mereka singgahi selama di Samosir (foto: istimewa)[/caption]
Hari pertama mereka tiba di Parapat mereka istirahat karena tiba sudah sore. Esok paginya mereka mengeksplor Bukit Senyum di Motung Ajibata dan The Kaldera di Sibisa.
Di siang hari mereka mengeksplor Samosir berangkat dari Pelabuhan Kapal Kayu Tigaraja menuju Homestay Jabu SiRulo Samosir.
Sebelum tiba di penginapan, mereka sangat menikmati bersepeda motor yang juga ku awasi dari kaca spion sepeda motorku.
Ku ajak singgah ke Panatapan Sinapuran Simanindo. Saat itu memang cukup terik dan ada pengunjung selain kami.
Dari raut wajah mereka aku perhatikan mereka kagum melihat pemandangan di depan mereka.
Tak lama kemudian ku ajak turun menuju kampung tidak jauh dari Panatapan Sinapuran.
Warga setempat ramah dan mengizinkan kami untuk melihat-lihat, mengambil foto Rumah Batak.
Di kesempatan itu, aku jelaskan ke kedua wanita ini mengapa Rumah Batak bentuknya layaknya perahu. Mengapa ada patung kepala kerbau atau ukiran cicak di hampir tiap ukiran Rumah Batak.
Usai dari Panatapan Sinapuran lalu kami pun beranjak menuju Homestay Jabu SiRulo. Hanya sebentar istirahat. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju Bukit Burung.
Karena salah satu dari mereka ku amati sangat kuat secara fisik dan tampaknya senang eksplorasi alam, ku putuskan bawa mereka ke Bukit Burung.
Tepat tebakanku! Keduanya sangat jatuh hati dengan spot ini.
Tiap kesini bawa kawan atau tamu aku biasanya hanya duduk memandang Danau Toba yang begitu memukau.
Senang saja duduk sampai bahkan berjam-jam sembari menikmati cemilan atau minuman. Tapi bersama kedua wanita ini aku harus menjawab tantangan untuk trekking.
Kami trekking sampai 15 menit di jalur yang belum lama ini dibuka. Foto bisa menunjukkan jalur yang kami lalui.
Berulang kali mereka mengambil foto dari berbagai sudut dan berbagai pose.
Sekalipun akses ke Bukit Burung ada yang tidak begitu bagus mereka tampak sangat menikmati senja saat itu.
Bahkan berencana untuk camping di sana kelak jika kembali lagi ke Samosir. Dari Bukit Burung kami turun menuju Pemandian Aek Rangat.
Hari itu karena hari libur, Pemandian Aek Rangat padat. Kami memutuskan untuk memilih tempat yang tidak begitu padat pengunjung.
Tapi sama saja, di tiap tempat nyaris sama padatnya.
Sembari menikmati berendam di Aek Rangat aku pun cerita tentang luar biasanya Danau Toba yang memiliki banyak hal untuk bisa dinikmati.
Tidak hanya air tawar Danau Toba, gunungnya menghasilkan air panas yang dapat menyembuhkan beragam penyakit kulit.
Dari Aek Rangat kami juga singgah untuk berburu oleh-oleh di Pusat Oleh-Oleh di Pangururan. Setelahnya kami kembali ke Homestay Jabu SiRulo.
Keesokan paginya, kegiatan mereka dilanjutkan dengan olahraga mengayuh perahu Kano.
Kedua tamu mendayung perahu Kano di Danau Toba di Pantai SiRulo (foto: Damayanti)[/caption]
Mereka sangat menikmati mengayuh perahu Kano hingga jauh dari pandangan mataku.
Rasanya mereka sudah terbiasa mengayuh perahu Kano.
Seusai menikmati mengayuh perahu Kano, mereka pun sarapan dan siap-siap untuk kembali ke Parapat lalu menuju Kualanamu.
Menu sarapan di Homestay Jabu SiRulo (foto: istimewa)[/caption]
Setelah tiba Kualanamu dan bahkan tiba di Jakarta, mereka mengatakan mereka tidak menyesal telah memutuskan untuk ganti rencana perjalanan mendadak.
Menu sarapan di Homestay Jabu SiRulo (foto: istimewa)[/caption]
Sekalipun mereka terlanjur bayar kamar untuk 2 malam di Parapat dan terpaksa harus mengeluarkan uang tambahan untuk kamar di homestay, menyebrang dan rental sepeda motor, mereka puas.
Pemanandangan di Pantai SiRulo[/caption]
Mereka puas bisa nikmati petulangan jelajahi eksostisme Danau Toba.
Mereka mengatakan dari tiga kabupaten yang mereka lintasi Simalungun, Toba dan Samosir, pilihan terbaik mereka adalah Samosir.
Kedua tamu dari Jakarta tiba di Kualanamu dan menyatakan sangat menyukai Samosir (foto: istimewa)[/caption]
Samosir menyuguhkan paket lengkap bagi mereka berdua yang senang berpetualang.
Bisa eksplorasi Rumah Batak di Sinapuran Simanindo, trekking ke Bukit Burung, berendam di Aek Rangat Pangururan, mendayung perahu Kano di Pantai SiRulo dan menikmati menjelajahi Samosir dengan bersepeda motor. Mereka rasa itu sangat seru dan pengalaman tak terlupakan!
NINNA.ID– Do you want to know more about Batak? Come and meet me in Homestay Ruma Genteng in Kampung Ulos Hutaraja Samosir. Homestay Ruma Genteng is one of the old houses on Samosir Island.
Do you want to get more experiences during your holiday or vacation? Staying and spending time with me is the answer. Do you want to explore many things on Samosir Island? I can be a guide for you.
You can ask many things about Batak, the history, the culture, the food, and brings you to wonderful places in Samosir or another part of Lake Toba.
You can eat Ombus-Ombus, Ikan Arsik, Naniura, Saksang, Mie Gomak, Dali Ni Horbo, Daun Ubi Tumbuk, Natinombur, Tanggo-Tanggo, and other Batak food. We will serve Tuak also. We will serve the best for you.
BERSPONSOR
You Can Learn
You can also learn how to cook those foods before you taste and eat them. We will be very happy to invite you to take part in preparing the food and drink.
So many things you can learn while you are in Ruma Genteng if you can spend more time here in this homestay.
You can learn how to be a weaver, shepherd, farmer, and fisherman.
BERSPONSOR
This village has several people working as farmers. You can take part in working on the farm.
Either in onion farms, corn farms, rice paddy, and other farms. There are terraces of emerald-green rice paddies just close to the homestay.
You can also take part in becoming a fisherman. The homestay is close to Lake Toba. Some men still depend on Lake Toba as the source of their income.
Responsible Tourism Practice You have purposeful travel to natural areas to understand the culture and natural history of the environment, taking care not to alter the integrity of the ecosystem.
- Advertisement -
Another benefit you can take you getting to know Batak people. Often, travelers come to appreciate that negative views about Batak are not true.
I hope your travel contributes to understanding people of other races and cultures and developing treasured friendships.
A lesson impressed upon many tourists is that possessions do not necessarily make people happy. More important is one’s relationship with others—enjoying established friendships and making new ones.
That is one of the reasons why this village needs more teachers or guest speakers to help local people here to improve their ability in English.
I think one of the opportunities to increase the ability of people here is to make them live together with tourists who speak English.
So, people here push themselves to talk and to communicate with the foreigners.
As a local people in here, I will help all the tourists who want to spend their holiday, helping people in here—in Kampung Ulos Hutaraja.
Right now, I have two classes every Monday and Wednesday. There are more classes that will be open soon.
When I was a kid, spent my childhood here. So, I am familiar with many things in Kampung Ulos.
All things the tourist need, I will help as much as I can to help. Feel free to ask me anything about this program.
I put the name “Language and Cultural Exchange Program in Kampung Ulos Hutaraja, Samosir Island”.
I hope this program can help you to exchange your language and culture with us. So do we, we share our language and culture with you.
Be a Part of Family or Community
In this house, all guests will be treated as family members. We respect and love each other. Be happy every day. Use kind words. Always tell the truth. Say please and thank you.
Other rules are smoking is not allowed indoors, please do not bring strangers into the homestay. If you would like to invite a friend over, ask first.
Heritage House
One more important thing you should know is that Ruma Genteng is a heritage house. This house already hundred years that was built in the past by Goti Situmorang and his wife Teus boru Nadeak.
Teus boru Nadeak still alive around 100 years before died in 2003. When I was around 8 years old in 1999 she was already around 96 years old.
She was the eldest woman who was still alive at the time in Kampung Ulos Hutaraja.
No wonder many people in Kampung Ulos Hutaraja know her. She was a great woman. She taught me many things, especially about hard work.
In her age 100 years old, she still works on an onion farm. I always miss her so much. I always remember many things about her.
So many things I want to tell and share with you. But it would be very great if you come and meet me here in Ruma Genteng Kampung Ulos Hutaraja. Or, before you want to come, you may contact me by Whatsapp +6285297732855.